SEEING THE INVISIBLE



Judul notes hari ini “Seeing the Invisible” atau melihat yang tidak kelihatan merupakan suatu refleksi pribadi dalam kehidupan saya yang ingin saya bagikan pada Anda. Hidup berarti mengalami dan pengalaman harganya sungguh sangat tidak murah. Kadang-kadang perlu dibayar dengan uang, waktu, tenaga, pikiran, bahkan dengan hati dan air mata. Itulah hidup.

Mencintai, bertepuk sebelah tangan, memulai hubungan, putus cinta, terluka, sembuh, dll, itu merupakan suatu rangkaian kehidupan yang terjadi dalam hidup saya. Hal yang indah, menyenangkan, membuat bersemangat, menyedihkan, getir, kecewa, luka, itulah yang saya alami dalam kehidupan cinta saya.

Saya yakin banyak dari Anda juga sudah mengalaminya atau bahkan sedang mengalaminya. Dalam hidup, serangkaian peristiwa yang terjadi seringkali menjadi pertanyaan bagi saya. Entah dengan Anda, tetapi pada saat kondisi yang terburuk terjadi, saya terkadang bertanya:

“Why God? Why me?”

Ketika semua pertanyaan yang menari-nari dalam benak saya dan meminta suatu jawaban, suatu penegasan untuk alasan saya harus dan diizinkan mengalami hal tersebut, sungguh Tuhan itu baik, Ia tidak pernah mengecewakan saya. Setiap kali saya bertanya:

“Why God? Why me?”

Ia selalu menjawab saya dan seketika Ia membuat saya mengerti alasan saya diizinkannya mengalami hal tersebut:

1. Roma 8:28: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Tuhan mengizinkan hal-hal yang tidak menyenangkan, yang mengecewakan, dan bahkan yang menyakitkan terjadi dalam hidup saya karena ada suatu kebaikan yang dapat saya petik dari apa yang telah saya lalui. Mungkin Anda akan bertanya, kebaikan apa kiranya yang dapat dipetik dari peristiwa yang bahkan membuat luka?

Bukankah akan lebih baik kalau tidak mengalami hal tersebut? Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, itu baik, karena itu adalah hal yang menyenangkan untuk tidak mengalami sakit atau luka; dan tidak, itu tidak baik, karena dengan mengalami berarti memahami.

Bila ada seseorang datang pada Anda dan berkeluh kesah mengenai dia bertepuk sebelah tangan dan itu terasa begitu menyedihkan dan menyakitkan hatinya, sementara Anda tidak pernah mengalaminya, bisakah Anda mengerti? Jawabannya mungkin saja bisa.

Namun untuk sepenuhnya merasakan yang dia rasakan, itu hanya mungkin pada saat Anda telah mengalaminya sendiri. Tuhan mengajarkan saya sesuatu hal yang tidak bisa saya pahami lewat pengetahuan atau pemikiran saya, tetapi lewat pengalaman. Hal itu adalah empati. Empati berarti merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dan bertindak.

Bila saya tidak mengalami dan hanya sampai tatanan ilmu dan pemikiran, saya mungkin hanya bisa bertindak sampai level simpati. Simpati berarti turut prihatin dan mencoba mengerti, tetapi tidak merasakan apa yang dialami orang lain.

Saya tidak mengatakan bahwa Anda harus mengalami semua hal yang buruk untuk bisa mengerti, tidak, bukan itu maksud saya. Tetapi.. saat Tuhan mengizinkan hal-hal tertentu terjadi dalam hidup saya, itu karena ada suatu rencana yang indah di baliknya, yaitu untuk membawa kebaikan, baik bagi saya maupun bagi orang lain.

Yeremia 29:11: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Ya, itulah rancangan Tuhan dalam hidup saya dan itu juga rancangan Tuhan bagi hidup Anda.

2. Tuhan merendahkan hati saya dan membuat saya tidak menghakimi orang lain.

Matius 7:1-2: Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

Saat saya meninjau peristiwa-peristiwa dalam hidup saya dan kemudian saya meilhat diri saya saat ini, saya melihat proses yang diizinkan Tuhan itu untuk merendahkan hati saya dan membuat saya untuk belajar tidak menghakimi orang lain. Ya, itu bukan hal yang mudah. Saat saya tidak mengalami sendiri, saya mudah jatuh dalam menghakimi orang lain.

Saya sering merasa sayalah yang paling benar dan rasanya kog bodoh sekali untuk orang itu bisa mengambil langkah seperti itu. Saya tidak bisa mengerti dan bahkan merasa bangga karena tidak melakukan hal yang bodoh.

Tapi pada saat saya mengalami hal yang menyakitkan karena pengambilan keputusan yang keliru, saat itulah saya bisa mengerti betapa saya sebenarnya tidak berbeda dari orang lain: bodoh dan terbatas. Terlalu sombong bagi saya untuk bisa menganggap saya yang paling hebat dan paling benar. Sangat-sangat takabur! Mengalami berarti merendahkan diri dan belajar tidak menghakimi orang lain.

3. 1 Korintus 10:13: Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Ya, Tuhan itu baik, Ia tidak pernah mengizinkan sesuatu terjadi di luar kemampuan saya untuk menanggungnya. Ia tahu benar diri saya dan batas kekuatan saya. Pada saat sesuatu dapat membahayakan kehidupan saya, Ia turun tangan untuk menghentikan itu.

Saya telah mengalaminya beberapa kali. Saat itu hati saya sungguh sakit, namun juga saya bersyukur karena Tuhan tidak tinggal diam. Ia selalu menjaga saya. Saya sangat bersyukur karena memiliki Tuhan yang begitu peduli pada saya.

4. Tuhan membuat saya belajar dan belajar banyak hal. Hal yang tidak mudah dan bahkan seperti yang saya katakan pada awal notes ini, harus saya bayar dengan hati dan air mata.

Ia mengajarkan saya tentang

– kasih yang sejati (1 Korintus 13:4-7),
– tentang mengampuni (Matius 18:21-22),
– tentang melangkah maju dan melupakan apa yang di belakang (Filipi 3:13-14),
– tentang memberkati orang yang menyakiti saya (Roma 12:14),
– tentang pengendalian pikiran (Filipi 4:8),
– tentang menjaga hati (Amsal 4:23),
– tentang berserah pada Tuhan (Mazmur 37:5),
– tentang berdoa dan mengucap syukur (Filipi 4:6),
– tentang bersuka cita (Filipi 3:1a), dan terutama
– Ia mengajarkan pada saya bahwa dalam kondisi apapun, bahkan pada saat saya merasa sendiri, saat tidak ada seorangpun yang tahu, saat tidak ada orang yang mau peduli, Ia tidak pernah meninggalkan saya (Ibrani 13:5b), Ia begitu bisa diandalkan (Yeremia 17:7), dan Ia sungguh satu-satunya yang dapat diharapkan (Ratapan 3:25). Masih banyak lagi hal yang Tuhan ajarkan dan saya percaya Dia masih terus mengajar saya, sehingga saya harus terus belajar dan belajar sampai akhir hidup saya.

5. Tuhan menyiapkan saya dalam pelayanan dan hal-hal yang akan saya alami di depan.

Efesus 4:12: untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

Sungguh dalam Tuhan tidak ada yang namanya kebetulan. Dulu saya pernah berkata pada diri sendiri:

“Ah kalau cuma satu kali, bisa saja hanya kebetulan. Tapi kalau sudah lebih dari satu kali itu namanya bukan kebetulan.”

Ya, Tuhan mematahkan hal itu, dalam Dia sungguh tak ada kebetulan. Segala sesuatunya telah tertata dan walaupun tidak dengan cara yang manis dan elegan seperti yang saya harapkan dan seringkali saya tidak mengerti mengapa begini dan mengapa begitu, tapi saya tahu pada akhirnya Tuhan akan membuat saya memahami. Walaupun saya tidak mengerti rencananya secara mendetail, tetapi saya tahu bahwa saya dapat mempercayai hati-Nya.

6. Pada akhirnya kesemuanya itu membuat saya mengerti satu hal. Ia memberikan saya suatu keyakinan, bahwa saya akan menikmati dan melihat penggenapan rancangannya pada suatu waktu yang telah ditetapkannya.

Pengkotbah 3:11a: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

Ya saya sungguh percaya akan hal ini. Hal-hal yang sepele yang bahkan kadang tidak saya doakan dan tidak saya minta, tetapi terbersit dalam hati saja Ia tahu dan Ia berikan, apalagi hal-hal yang besar yang saya doakan dan saya minta dengan penuh kerinduan.

Saya sungguh yakin, hari itu akan datang dan Tuhan sedang mempersiapkan saya menuju ke sana. Bukan perjalanan yang mulus bak di jalan tol (jalan tol saja juga kadang tidak mulus hahahah), tetapi saya yakin pada waktunya saya akan sampai pada tujuan juga.

Apa yang saya renungkan ini, saya yakin Tuhan juga memiliki maksud dan rancangan yang indah pula dalam kehidupan Anda.

Believing is what you have to do and you will see the invisible.

Percaya itu yang harus Anda lakukan dan Anda akan melihat apa yang tidak kelihatan.

Amin dan Tuhan Yesus memberkati..


Comments

Popular Posts