4 TOKOH ALKITAB INI AJARKAN KITA SOAL HIDUP PENUH SUKACITA



Siapa yang tak pengen bersukacita? Tentu saja setiap kita pengen kan? Sukacita dan kebahagiaan tentu saja berbeda, dimana kebahagiaan adalah ekspresi dari apa yang terjadi di sekitar kita sedang sukacita adalah kondisi dimana kita harus tetap tampak bahagia dalam situasi apapun yang kita hadapi.

Contoh terbaik dari pemahaman kita soal sukacita bisa kita pelajari dari empat tokoh Alkitab ini, yaitu:



1. Yakub

Anak Ishak dan Ribka ini sempat melarikan diri. Dia pun sampai di rumah pamannya Laban dan beternak di sana. Dia tidak punya uang dan tidak punya prospek pekerjaan yang jelas sampai akhirnya Laban menawarinya pekerjaan. Saat dirinya diberi pekerjaan itu, Yakub bahkan berjanji untuk melayani Laban selama tujuh tahun lamanya (baca Kejadian 29: 18). Laban pun setuju dan kemudian Alkitab mencatat bahwa Yakub bekerja tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel karena dia mencintai putri Laban itu (Kejadian 29: 20).

Sungguh pengorbanan cinta yang indah! Bagi sebagian orang yang bekerja selama tujuh tahun tanpa mendapat upah pasti bakal menganggap hal itu sangat mengerikan. Tapi tidak bagi Yakub. Dia memilih bersukacita untuk menjalankan pekerjaannya sebagai peternak. Meskipun Laban menipunya, Yakub tetap saja taat mengikuti apa yang dijanjikan Tuhan atas hidupnya, yaitu beroleh hormat, kekayaan dan keluarga besar.




2. Yusuf

Anak dari pasangan Yakub dan Rachel ini adalah anak bungsu kesayangan Yakub. Yusuf sudah digariskan untuk menjadi ahli waris dari keluarganya. Karena dia adalah anak paling bungsu, dia pun lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan sang ayah sementara anak-anak lainnya bekerja menggembalakan domba. Karena itu, saudara-saudaranya cemburu dan membenci dia. Mereka akhirnya berencana menjualnya menjadi budak.

Tapi Alkitab mencatat, meskipun pada akhirnya Yusuf menjadi budak, dilemparkan ke dalam penjara dan kehilangan tiga belas tahun hidupnya, “Tuhan tetap menyertai Yusuf sampai dia menjadi orang sukses. Tuhan menyertai Yusuf dan kebaikannya dia mendapat kemurahan hati dari kepala sipir penjara..dan apapun yang dikerjakannya Tuhan buat berhasil.” (baca Kejadian 39: 2, 21-22).

Tentu saja Yusuf tidak akan sampai pada tujuan Allah kalau dia marah dan mengeluh. Dia terus hidup dalam iman dan bersukacita di dalam Tuhan yang telah memberi-Nya segala hormat dan berkat. Dia tahu kalau Tuhan punya rencana dalam hidupnya, bahkan saat semua jalan tampak buntu. Sampai akhirnya Firaun mengangkatnya sebagai orang kedua terpenting atas seluruh Mesir dan dia pun kembali berkumpul dengan saudara-saudaranya. Dia bahkan meyakinkan bahwa dia tak akan membalaskan perbuatan saudara-saudaranya yang dulu karena Tuhan menginjinkan itu semua terjadi untuk mendatangkan kebaikan. (baca Kejadian 50: 19-20).




3. Ruth

Ruth adalah seorang wanita Moab dan menantu dari seorang janda Yahudi bernama Naomi. Kondisi hidup wanita ini begitu mengerikan. Suaminya telah meninggal begitu juga dengan mertua laki-lakinya. Dia dan Naomi tak punya apa-apa. Kondisi hidup mereka begitu miskin. Sampai akhirnya Naomi memutuskan untuk kembali ke tanah Yehuda.

Bersama Naomi, Ruth menemukan sukacita bersama Allah yang dipercayai Naomi! Dia memilih untuk melanjutkan hidup bersama mertuanya yang sudah renta itu. Berkat Naomi, Ruth menemukan pasangan hidupnya dan menjadi wanita pilihan yang dipercaya sebagai pasangan yang akan melahirkan Raja.




4. Paulus

Paulus yang sebelumnya dikenal sebagai Saulus adalah seorang Farisi yang membenci orang Kristen. Dia sama sekali tidak kenal dengan Yesus. Tapi berkat perjumpaan dengan Yesus, dia pun bertobat dan menjadi percaya. Dia kemudian menjadi pelayan Tuhan yang paling terbesar pada jamannya. Karena pelayanan dan cintanya kepada Kristus, dia didera dan dipenjara. Dari balik jeruji, Paulus pun menulis Kitab Filipi, termasuk ayat tentang ajakan bersukacita.

“Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!....Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4: 1, 4)

Jadi, definisi bersukacita adalah : Kesadaran yang mendalam bahwa apapun kondisi kita, hal itu sudah diatur oleh Tuhan untuk mendatangkan kebaikan kepada kita.

Karena itu, mari meneladani karakter empat tokoh Alkitab ini. Sukacita yang mereka punya juga bisa jadi inspirasi bagi kita. 

Tuhan Yesus memberkati..

Comments

Popular Posts