MUKJIZAT DI TANAH MESIR



Pada abad ke 10, kota Kairo dipimpin oleh Khalifah yang bernama Al-Mu’izz. Meski dirinya merupakan seorang penganut Muslim Syi’ah, Al-Mu’izz dikenal sebagai pemimpin yang menghormati agama lain. Ia bahkan kerap menggelar acara debat damai lintas agama.

Suatu hari, debat berlangsung antara Yakub Ibnu Killis dari golongan Muslim Yahudi dan Paus Abraham dari Aleksandria dari golongan Kristen Ortodoks Koptik. Debat berlangsung damai namun tetap berjalan sengit dengan Paus Abraham yang hampir menjadi pemenang. Kemudian Ibu Killis bertanya kepada Paus Abraham, “bukankah di Alkitab ada tertulis: ‘sekiranya kamu memiliki iman sebesar biji sesawi saja, maka kamu dapat memindahkan gunung’”. Paus Abram mengiyakan perkataan Ibnu Killis, dan Ibnu Killis pun meminta sang Paus untuk membuktikan kebenaran ayat tersebut dengan memindahkan Gunung Mokattam yang terletak di dekat kota Kairo. Jika Paus Abram menolak, maka ia akan menyangkal ayat Alkitab tersebut, maka ia pun menyetujui permintaan tersebut dan meminta waktu selama 3 hari untuk mewujudkannya.

Setelah itu, Paus Abraham pergi berdoa dan berpuasa di Gereja Al Mu’allaqah (saat ini dikenal sebagai Gereja Gantung) untuk meminta pertolongan Tuhan. Paus Abraham kemudian memilih seorang yang saleh yang bekerja sebagai seorang penyamak kulit dan pembuat sepatu yang bernama Simon, untuk membantunya menjawab tantangan dari Ibnu Killis.

Pada waktu yang ditentukan, berkumpulah Khalifah Al-Mu’izz, Wazir Ibnu Killis, Paus Abraham, Simon, serta penduduk kota, baik yang Muslim maupun Kristen. Setelah semuanya berkumpul, para umat Kristen tersebut dipimpin oleh Simon dan Paus Abraham meneriakkan kalimat “Kyrie Eleison” yang berarti “Tuhan Kasihanilah Kami”, dan setelah mereka meneriakkan kalimat itu sebanyak 3x, terjadilah sebuah gempa besar dan secara ajaib, Gunung Mokattam itu berpindah sejauh 3 kilometer akibat gempa tersebut. Setelah mukjizat itu terjadi, Khalifah Al-Mu’izz dan Wazir Ibnu Killis menjadi takjub dan memeluk hangat Paus Abraham dan hubungan baik antara umat Muslim Syi’ah dan Kristen Koptik di Kairo pun menjadi semakin erat.

Dan di bawah Gunung Mokattam tersebut, terdapat gua besar yang hingga saat ini digunakan sebagai gereja Kristen Koptik yang bernama Gereja St. Simon The Tanner, dimana nama tersebut dipilih untuk menghormati Simon Si Penyamak (Simon The Tanner), yang secara misterius hilang setelah peristiwa berpindahnya Gunung Mokattam. Gereja St. Simon ini memiliki nama lain yaitu Gereja Sampah (Church of Garbage People) dan merupakan gereja terbesar di timur tengah yang dapat menampung 20.000 orang. Gereja ini merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi oleh para umat kristiani yang berziarah ke Mesir.



Matius 17:20 - Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

Comments

Popular Posts