BERANI MENCOBA LAGI?



Pernahkah Anda mengalami kegagalan? Siapakah dari Anda yang tidak pernah gagal? Kalau ada di antara Anda yang membaca artikel ini dan mengaku tidak pernah gagal, saya sangat ragu bahwa Anda adalah orang yang jujur. Kalaupun Anda jujur, kelihatannya Anda tidak pernah mencoba sesuatu.

Saya yakin sekali pasti setiap orang pernah gagal. Mencoba sesuatu selalu ada kemungkinan gagalnya. 0,000000001% itupun peluang kegagalan. Akan tetapi, permasalahannya bukan pernah gagal atau tidak, tetapi beranikah Anda mencoba lagi setelah gagal?

Saya menemui sejumlah kasus orang-orang yang tidak mau mencoba lagi setelah mereka gagal. Setelah kasus cinta yang kandas, ada yang begitu takut untuk mencintai lagi. Setelah bisnis yang gagal, ada yang begitu takut untuk mencoba lagi.

Saya yakin Anda pernah mendengar mengenai Thomas Alfa Edison bukan? Inilah salah seorang penemu yang berhasil menemukan bola lampu dengan menggunakan setidaknya 10.000 percobaan. Setelah kegagalan demi kegagalan, ia tidak berhenti.

Baginya kegagalan adalah salah satu cara yang terbukti tidak tepat, sehingga itu bukan kegagalan baginya. Luar biasa bukan cara pandang orang ini? Bukannya mengatakan “Aku sudah gagal sekian ribu kali”, tetapi malah mengatakan “Aku telah menemukan cara yang terbukti tidak tepat”.

Untuk urusan cinta, saya tidak menganjurkan untuk trial and error. Cinta itu sesuatu yang bukan untuk dicoba-coba. Memang kalau gagal, kita harus berani lagi untuk memasuki hubungan cinta yang lain. Akan tetapi, saya tidak menganjurkan secepatnya beralih dari satu hubungan ke hubungan lain.

Untuk urusan bisnis, saya juga tidak menganjurkan untuk trial and error. Kalau memang Anda yakin di satu bidang Anda akan bisa sukses, ya saya menganjurkan Anda untuk tekuni itu. Kecuali memang bidang tersebut sudah diusahakan yang terbaik dan tetap tidak sukses, memikirkan bidang lain yang juga Anda kuasai itu tidak masalah.

Intinya di sini adalah hikmat. Urusan cinta, bisnis, dan kehidupan di dalamnya kita butuh hikmat. Terlebih lagi, di atas hikmat kita butuh pimpinan Tuhan. Bisa saja Tuhan memberikan kita sesuatu yang di luar dugaan kita. Kalau memang itu tuntunan Tuhan, saya yakin pasti akan berhasil: entah urusan cinta, urusan bisnis, dan urusan lain dalam kehidupan.

Permasalahannya adalah jika Tuhan sudah memberikan pimpinan dan petunjuknya, lalu kita menggunakan hikmat juga untuk melangkah, beranikah kita melangkah? Beranikah kita mencoba? Beranikah kita menghadapi suatu peluang adanya kegagalan?

Ingatlah bahwa: suatu peluang kegagalan berarti suatu peluang untuk keberhasilan. Jika tidak berani untuk gagal, berarti tidak berani untuk berhasil. Bahkan, saat Anda tidak berani melakukan sesuatupun, itu dipastikan bahwa Anda peluang gagalnya 100%. Lebih baik peluang gagal 50% atau 100%? Saya yakin Anda dapat menjawabnya.

Gunakan hikmat dengan sebaik-baiknya. Minta pimpinan Tuhan untuk melangkah. Pada akhirnya melangkahlah. Hidup ini hanya sekali dan biarlah hidup yang sekali ini kita gunakan secara maksimal dan bertanggung jawab.

Comments

Popular Posts