5 KUNCI BERTAHAN DI BADAI KEHIDUPAN
Dalam hidup ini, kita kadang harus menghadapi kondisi yang tidak mudah mulai dari peristiwa buruk atau masalah yang seakan tiada jawabnya. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak menyerah. Tetapi dalam keadaan demikian apakah kita bisa tetap setia dan terus memuji Tuhan?
Untuk tetap bertahan dalam badai kehidupan, 5 kunci ini sangat diperlukan untuk membantu kita tetap bertahan, yaitu:
1. Percaya akan janji Tuhan
Di akhir hidup Yosua, dia berkata bahwa di sepanjang perjalanan kehidupannya tak ada satupun janji dan kesetiaan Tuhan yang tidak digenapi (baca Yosua 23: 14).
Karena janji Tuhan, kita dibuat berharga dan mulia di mata-Nya. Tuhan mengambil janji-Nya setara dengan darah Anak Domba. Karena janji-Nya kita bisa mendapat bagian dalam kerajaan surga. Jadi, apapun kebutuhan Anda saat ini, jawabannya ada dalam pribadi Allah. Semuanya tertulis dalam firman-Nya. Yesus telah menyatakan bahwa Dia adalah jalan kebenaran dan hidup.
Karena iman, kita bisa menerima penggenapan janji-Nya. Karena iman itu timbul dari pendengaran dan dari hati. Untuk itulah hati kita harus terbuka atas firman. Dan janji-janji itulah yang mampu membuat kita bertahan menghadapi badai hidup.
2. Saling membangun diantara sesama orang percaya
Dalam ayat ini, Daud mengumandangkan bahwa tempat kudus adalah tempat berkumpulnya orang-orang kudus. Jadi, kita sebagai satu tubuh saling membutuhkan. Hidup saling berbagi dan menopang adalah tugas tubuh gereja. Sebab menjadi terasing dan seorang diri tidak akan berhasil membuat seseorang menjadi lebih kuat dan mampu menanggung bebannya sendiri.
3. Sabar dan Tekun
Kalau kita ingin berhasil dan sukses, hiduplah dengan kesabaran dan ketekunan. Lakukan yang terbaik dengan tekun dan sabar menjalani proses demi proses yang Tuhan ijinkan kita lewati (baca Ibrani 10: 36).
Dalam cerita Musa memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, dan secara tiba-tiba mereka mengalami kesusahan, kehabisan bahan makanan, air dan jalanan penuh dengan ular dan berbagai rintangan lainnya.
Namun Tuhan tetap melindungi mereka agar tidak terkena gigitan ular. Namun mereka mulai menggerutu kepada Tuhan. Saat itulah perlindungan Tuhan seakan hilang. Tuhan akan melepaskan kita dari pandangannya ketika kita mulai menggerutu dan mulai menyalahkan orang lain. Hal itu menghambat janji Tuhan tercurah atas kita.
Ada kisah tentang dimana murid-murid Yesus terjebak dalam perahu yang terombang-ambing. Lalu seketika Yesus masuk ke dalam perahu, seketika itu juga badai berhenti. Namuan ada juga cerita dalam Kisah Para Rasul 27 yang mengisahkan bahwa badai tidak langsung berhenti saat itu juga. Namun masih butuh waktu untuk berhenti, dan di saat itulah iman kita diuji.
Ingatlah bahwa ada badai yang membutuhkan waktu panjang untuk pada akhirnya reda, adapula badai yang waktunya terjadi dalam waktu yang singkat. Saat proses badai sedang berlangsung, tetaplah tekun dan jangan menyerah.
4. Belajar untuk rendah hati
Tuhan menolak orang yang angkuh, namun memandang orang yang rendah hati. Keangkuhan dan kesombongan bisa saja menjadi penyebab timbulnya badai dalam hidup kita. Kadang kala Tuhan melakukan hal yang menyakitkan agar keangkuhan dan kesombongan kita dipatahkan dan kita dibentuk menjadi rendah hati. Karena kerendahan hati akan membawa kita pada pertumbuhan iman yang semakin kuat.
Kesombongan datang sebelum sebuah kejatuhan menimpa. Ini perlu diwaspadai karena kesombongan hanya akan kerobohkan semua yang kita miliki.
5. Hidup dalam Yesus
Karena kasih Yesus akan kitalah, Dia mampu mematahkan keangkuhan kita. Dia ingin kita hidup dengan benar dan itu adalah bukti kasih-Nya. Dalam kehidupan yang penuh dengan kekosongan ini, kita cenderung mengisinya dengan hal-hal yang tidak kekal dan merusak seperti terjerumus dalam obat terlarang, alkohol, kenikmatan dunia dan sebagainya. Padahal, satu-satunya yang kita perlu adalah pribadi Yesus. Sebab hanya Dia yang sanggup mengisi ruang kosong itu.
Comments
Post a Comment