DARI YANG BIASA JADI LUAR BIASA - renungan kristen


Siapa orang Kristen yang tidak kenal Musa? Baik di pelajaran agama Kristen di sekolah, maupun di cerita-cerita sekolah Minggu, nama Musa pasti sering disebut-sebut. Setelah diangkat anak oleh putri Firaun dan menghabiskan empat puluh tahun pertama hidupnya di Mesir, Musa lari ke Midian karena takut dibunuh. Dan setelah empat puluh tahun berada di Midian, Tuhan memanggil Musa untuk memimpin orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir. 

Kita tahu pada akhirnya Musa memimpin orang Israel sampai sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Sepanjang perjalanan, Musa melakukan berbagai mujizat, bahkan bertemu Tuhan sendiri dan menerima sepuluh perintah Allah yang terkenal. Musa mengalami berbagai hal luar biasa bersama Tuhan, dan ia menuliskan semuanya itu dalam lima kitab Taurat yang masih dibaca dan dipelajari hingga kini. 

Waktu pertama kali Tuhan berbicara padanya, Musa sama sekali tidak menyangka dirinya akan menjadi salah satu tokoh paling dikenal dalam Perjanjian Lama. Malah, reaksi Musa menanggapi panggilan Tuhan untuknya membuat Tuhan sampai murka (Kel. 4:14). 

Bagaimana reaksi Musa ketika itu? Ia berusaha menolak panggilan Tuhan dengan berbagai alasan! 

“Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (Kel. 3:11) 
Musa merasa ia bukan siapa-siapa – hanya seorang penggembala kambing domba. Usianya sudah 80 tahun. Menghadap Firaun dan memimpin sebuah bangsa adalah tugas yang terlalu besar dan menyusahkan baginya! Namun Tuhan menjawab bahwa Ia akan menyertai Musa (Kel. 3:12). Seharusnya, jika Tuhan sendiri sudah menjanjikan penyertaan-Nya, Musa akan tenang dan pergi ke Mesir, kan? Namun inilah jawab Musa selanjutnya: 

"Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" (Kel. 3:13) 
Musa kuatir apa yang harus dijawabnya jika orang Israel menanyakan siapa nama Allah padanya. Tuhan menjawab kekuatiran Musa dengan penjelasan panjang-lebar (Kel. 3:14-22). Selain menjawab pertanyaan mengenai nama-Nya dengan, “Aku adalah Aku,” Tuhan juga memaparkan bahwa Ia akan membawa bangsa orang Israel dari perbudakan ke tanah yang berlimpah susu dan madu. Sebuah kabar yang amat baik, kan? Dan Tuhan juga memberitahu Musa bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja, namun pada akhirnya bangsa Mesir akan bermurah hati pada mereka, sehingga bangsa Israel tidak hanya akan meninggalkan perbudakan, melainkan juga dibekali emas dan perak dari Mesir! 
Oke, Tuhan sudah menjawab pertanyaan Musa. Tapi... 

"Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?" (Kel. 4:1) 
Lagi-lagi, Musa menguatirkan apa yang belum terjadi. Ia kuatir bangsa Israel tidak mau mendengarkan perkataannya. Dan lagi-lagi, Tuhan ‘membekali’ Musa. Ia memberi Musa bukan hanya satu, melainkan tiga buah mujizat (Kel. 4: 2-9) kalau-kalau orang-orang tidak memercayai Musa. Berkat Tuhan, Musa bisa mengubah tongkat menjadi ular, membuat tangan yang sehat menjadi kusta jika dimasukkan ke dalam saku dan sebaliknya, serta mengubah air sungai Nil menjadi darah jika ditumpahkan ke tanah. Tiga mujizat luar biasa. Seharusnya Musa sudah merasa cukup. Namun... 

"Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Kel. 4:10) 
Setelah Tuhan mengarahkan Musa mengenai apa yang harus ia katakan dan lakukan di depan bangsa Israel, Musa masih berusaha mencari-cari alasan agar tidak perlu mengikuti panggilan Tuhan. Ia mengatakan ia tidak pandai bicara. Namun Tuhan kembali menjanjikan penyertaan-Nya, termasuk berjanji akan menyertai lidah Musa dan mengajar Musa mengenai apa yang harus dikatakan (Kel. 4:11-12). Sayangnya, Musa masih belum mau dan mengatakan... 

"Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Kel. 4:14) 
Setelah semua alasannya habis, akhirnya Musa mengatakan hal yang sejujurnya. Dalam hatinya, ia ingin Tuhan mengutus siapa saja... asal bukan dirinya! Di sinilah akhirnya murka Tuhan bangkit terhadap Musa. Kemudian Tuhan berfirman bahwa Harun akan menemani Musa sebagai penyambung lidahnya, dan berpesan bahwa Musa akan melakukan berbagai mujizat dengan tongkatnya. 

Akhirnya, setelah berkali-kali mengelak, Musa mematuhi panggilan Tuhan berangkat ke Mesir. The rest is history. 

Ada tiga poin yang ingin saya sampaikan di sini: 
Pertama, orang-orang yang dipakai Tuhan adalah manusia ‘biasa.’ 
Kedua, Tuhan sanggup mengubah yang ‘biasa’ itu menjadi luar biasa! 
Ketiga, maukah kita menerima panggilan itu?

Tuhan Yesus memberkati..

Comments

Popular Posts