PAHLAWAN TITANIC YANG SEJATI - renungan harian




Masih ingatkah Anda tentang Titanic? Sebuah film yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winselt. Film tersebut diambil dari sebuah kisah nyata yang terjadi pada tahun 1912.

Waktu itu malam hari tanggal 14 April 1912. Kapal RMS Titanic berlayar kencang di atas samudera Atlantic yang dingin menggigit, tanpa sadar bahwa malam naas itu akan mengisi halaman-halaman sejarah di kemudian hari. Di atas kapal mewah ini terdapat banyak orang-orang kaya dan terkenal. Pada saat peluncuran perdana kapal, Titanic merupakan benda bergerak terbesar yang pernah dibuat oleh manusia. Pada pukul 23.40 malam yang menentukan nasib itu, sebuah gunung es menggesek dengan amat kerasnya sisi kanan kapal, sehingga menghujani dek dengan es dan mengoyakkan enam bilik yang kedap air. Samudera raya masuk ke dalamnya. Di atas kapal malam itu ada John Harper dan putri kesayangannya, Nana, yang berusia enam tahun.

Menurut laporan dokumentasi, segera setelah jelas bahwa kapal akan  tenggelam, John Harper langsung membawa putrinya menuju sekoci penyelamat. Masuk akal apabila dianggap bahwa pendeta duda ini dengan mudahnya akan dapat naik ke atas sekoci dan selamat; namun tampaknya hal itu tak pernah terlintas di dalam benaknya. Ia membungkuk dan mencium putri kecil yang amat berharga baginya itu; ditatapnya mata anak itu sambil berkata bahwa mereka akan berjumpa kembali satu hari kelak. Kilatan-kilatan di langit yang gelap di atas memantulkan air mata di wajahnya ketika ia berbalik dan menuju kerumunan orang yang putus asa di atas kapal yang sedang tenggelam itu.

Ketika buritan kapal mulai terayun ke atas, dilaporkan bahwa Harper tampak berusaha mendaki dek sambil berteriak "Wanita, anak-anak dan mereka yang belum diselamatkan masuk ke dalam sekoci!" Hanya beberapa menit kemudian, Titanic mulai terdengar bergemuruh jauh di bagian dalamnya. Banyak orang yang menyangka bahwa itu merupakan ledakan; padahal sebenarnya kapal raksasa itu secara harfiah sedang terbelah dua. Pada saat itu banyak orang yang melompat dari dek terjun ke dalam air es yang gelap di bawah. John Harper termasuk salah satu di antaranya. Malam itu 1528 orang masuk ke dalam air yang membekukan itu. John Harper tampak berenang dengan tergopoh-gopoh kepada orang-orang dan memimpin mereka kepada Yesus sebelum hipotermia (keadaan suhu tubuh di bawah titik terendah) menjadi fatal. Harper berenang menuju seorang pemuda yang telah naik ke atas kepingan yang terapung. Dengan napas terengah-engah ia bertanya, "Apakah anda sudah diselamatkan?" Pemuda itu menjawab belum. Harper kemudian mencoba menuntunnya kepada Kristus hanya untuk menerima jawaban tidak dari pemuda yang sedang shock itu. John Harper membuka jaket penyelamatnya dan melemparkannya kepada pemuda itu sambil berkata "Kalau begitu ini, Anda lebih membutuhkannya daripadaku" dan kemudian berenang menuju orang-orang lain. Beberapa menit kemudian Harper berenang kembali mendekati pemuda tadi dan berhasil memimpinnya untuk menerima keselamatan.
Dari 1528 orang yang masuk ke dalam air malam itu, enam di antaranya  diselamatkan oleh sekoci-sekoci penolong. Salah satu di antaranya adalah pemuda yang naik kepingan yang terapung tadi. Empat tahun kemudian pada suatu pertemuan bagi mereka yang selamat, pemuda ini berdiri dan dengan air mata bercucuran mengisahkan kembali bagaimana John Harper, setelah menuntunnya kepada Kristus, berusaha berenang kembali untuk menolong orang lain, namun oleh karena air yang dingin seperti es itu, maka ia telah menjadi terlalu lemah untuk berenang.

Kata-kata terakhir sebelum ia tenggelam di dalam air yang membekukan itu ialah "Percayalah kepada nama Tuhan Yesus dan anda akan diselamatkan."

Kisah di atas menunjukkan kepada kita betapa besar pengorbanan seorang hamba Tuhan demi menyelamatkan jiwa sesamanya di saat detik-detik terakhir kehidupan. Dia telah melaksanakan amanat Tuhan sampai akhir hidupnya. Ini merupakan suatu teladan yang baik bagi kita, orang Kristen.

Sebelum Kristus terangkat ke sorga, ia memberi perintah kepada murid-muridnya untuk menjadikan semuah bangsa menjadi murid Yesusu Kristus dan menyebarkan injil ke seluruh dunia (baca Matius 28: 19 - 20). Perintah ini ditujukan juga kepada kita sebagai orang di masa kini yang percaya kepada Yesus Kristus. Halk ini tentunya membutuhkan kerja keras dan pengorbanan.

Kita tidak dituntut untuk mengorbankan nyawa kita demi Tuhan dan sesama kita, sebagaiman kisah John Happer di atas. Kita diminta untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta mengasihi sesame seperti diri sendiri (baca Matius 22: 37 – 40). Janganlah malu melakukan kehendak-Nya, (baca Lukas 9: 26).

Giatlah selalu dalam pekerjaan Allah dan tetaplah berdoa. Apabila tiba detik di mana hidupmu harus kembali kepada keabadian, hembuskanlah nafas terakhirmu dengan senyum karena Bapak di Sorga telah menyediakan tempat yang menyenangkanmu. Hal ini telah disampaikan Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat Tuhan di Filipi, demikian:
“Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku; Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1: 20-21).

Tuhan Yesus memberkati..

Comments

Popular Posts